Selasa, 20 Januari 2009

Dunia Broadcast


dunia broadcasting

By Jeryhihihi

Internet Broadcasting.

http://www.makeuseof.com/dir/ustreamtv/

Penggunaan teknologi streaming pada Internet broadcasting ini memungkinkan sebuah stasiun radio atau televisi melakukan siarannya menggunakan jalur Internet. Sebenarnya ada dua jenis layanan yang dapat disuguhkan oleh Internet broadcasting ini, yaitu on-demand dan live. Untuk yang on-demand, biasanya adalah broadcasting yang menyiarkan file media yang telah direkam sebelumnya. Stasiun televisi Indonesia yang sudah menggunakan teknologi Internet broadcasting on-demand adalah SCTV. SCTV menyediakan siaran ulang acara berita Liputan 6 yang dapat disaksikan di situs http://www.liputan6.com. Untuk stasiun radio yang on-demand misalnya siaran radio BBC edisi bahasa Indonesia yang dapat didengar di situs http://www.bbc.co.uk/indonesian.

Sedangkan Internet broadcasting yang live, atau biasa dikenal pula dengan istilah livecasting, menyiarkan suatu file media saat itu juga ketika suatu kejadian tengah berlangsung (real time). Salah satu stasiun radio Indonesia yang menggunakan teknologi livecasting ini misalnya radio Elshinta Jakarta, yang siarannya dapat didengar melalui situs pnm://elshinta.indosat.net.id/live.ra. Sedangkan untuk stasiun televisi di Indonesia, belum ada yang melakukan livecasting, kecuali untuk satu-dua acara tertentu saja yang sifatnya insidentil. Masalah utamanya adalah pada kesiapan infrastruktur Internet di Indonesia, karena livecasting ini memerlukan jaringan Internet dengan bandwidth dan kecepatan yang memadai.

Secara teknis, Internet broadcasting yang menggunakan teknologi streaming ini terbagi atas dua jenis, yaitu unicasting dan multicasting. Terkadang kita rancu antara istilah broadcasting, unicasting dan multicasting.

Broadcasting dalam keseharian (non Internet) sebenarnya adalah proses pengiriman data dari satu titik ke banyak titik, seperti kita mengirimkan sebuah e-mail ke mailing-list, setiap titik (anggota mailing-list) mau tidak mau akan menerima e-mail kita. Proses broadcasting ini berlaku pada pemancaran siaran radio atau televisi melalui gelombang udara (frekuensi) tertentu yang sebenarnya semua frekuensi tersebut diterima oleh antena pesawat penerima kita. Tinggal kita memilih frekuensi mana yang akan kita dengarkan (tuning).

Sedangkan unicasting adalah proses pengiriman data dari satu titik ke satu titik yang lainnya, dan non real time sebagaimana layaknya layanan dasar berbasis IP. Proses unicasting seperti kita mengirimkan e-mail yang isinya sama secara satu per satu ke rekan kita. Dengan unicasting, sebuah file media yang telah dibuat, kita simpan dahulu di sebuah media penyimpanan. Jika ada pengguna Internet yang ingin menikmati file media tersebut, maka file tersebut akan di-streaming-kan terlebih dahulu oleh sebuah streaming server sebelum disajikan ke komputer pengguna tersebut. Proses penyampaian file media dari media penyimpanan hingga ke komputer pengguna tersebut terjadi berulang-ulang, tergantung berapa banyak orang yang ingin menikmati file tersebut. Untuk itulah maka unicast cocok untuk Internet broadcasting yang non real time dan on-demand.

23/4/2007 01:12:05


‘Broadcasters play key role in anti-climate change efforts’ Broadcasters have a key responsibility in creating awareness and initiating national and global efforts to tackle climate change, broadcasters attending the ABU Programme Committee meeting in Tehran heard today. Parni Hadi of RRI-Indonesia said that apart from disseminating correct and easy-to-understand information about the effects of global warming to the public, broadcasters should take on a bigger role such as fighting corrupt practices that promote climate change.He also called for more fair trade between countries, especially concerning natural resources, adding that countries that have yet to sign the Kyoto Protocol on climate change should be pressured to do so.“Radio, and the media, must play the role of the provider of correct and easier to understand information about global warming. Journalists must be trained to write in a manner that is easier to understand by the public. “Also, scientists need to be trained on how to express their findings in a less complicated manner,” he said.Jun Ogawa of TBS-Japan shared his organisation’s experience in creating awareness about the dangers of climate change. He said radio was crucial in fighting climate change as it is “a global media with potential to reach every corner of the world”.He said TBS worked together with MBC-Korea to get listeners to shut off their lights for two hours during the summer solstice as an act of solidarity in fighting global warming.“This is not really an appeal to save energy. It is more of an appeal for solidarity& to take action together and think about global warming.”Session moderator, Deborah Steele of Radio Australia, said journalists often ran the risk of unintentional “information bias” in their reporting as by getting both sides of the story, they end up greatly amplifying the views of a small group of sceptics.“Balanced coverage does not always mean accurate coverage. In terms of the global warming story, ‘balance’ may allow sceptics - many of them funded by carbon-based industry interests - to be frequently consulted and quoted in news reports on climate change,” she said.

Qualcomm untuk Jajaki Bisnis Baru dalam “Mobile Broadcasting”
Pengembang teknologi CDMA Qualcomm Incorporated bekerja sama dengan PCCW Limited, penyedia layanan komunikasi di
Hong Kong. Keduanya telah menandatangani perjanjian untuk melakukan uji coba teknis teknologi MediaFLO milik Qualcomm di Hong Kong. Uji coba teknis ini berlangsung dari tanggal 14 Mei hingga 13 November 2007, bertujuan mengetahui kemampuan kinerja MediaFLO handset bagi jaringan Now TV PCCW.
Selain itu, juga ada kesempatan PCCW untuk uji coba bisnis model layanan mobile television komersial berbasis MediaFLO yang potensial–sebuah teknologi mobile broadcasting yang terbuka–jika layanan seperti itu akan diluncurkan di Hong Kong.

Perjanjian ini ditandatangani PCCW-HKT Telephone Limited, anak perusahaan milik PCCW Limited. PCCW yang meluncurkan Now TV-nya yang sukses pada September 2003. Now TV adalah IPTV terbesar di dunia yang memiliki lebih dari 80.000 pelanggan di Hong Kong dan menghadirkan lebih dari 130 channel berkelas dunia. PCCW memiliki quadruple-play platform serta merupakan penyedia terkemuka bagi beragam pilihan untuk konten, programming, dan layanan broadband interaktif, fixed line, mobile, dan TV.
“Kami saat ini berada di depan pada layanan multimedia interaktif dan melihat mobile TV sebagai pengembangan layanan kami,” kata Paul Berriman, CTO PCCW. “Pasar Hong Kong telah siap mengadopsi layanan seperti ini yang merupakan pelengkap bagi layanan multimedia interaktif berbasis 3G kami dan kami ingin menawarkan solusi yang terbaik untuk pelanggan kami.” MediaFLO sukses dalam uji coba baru-baru ini dan menjanjikan pengalaman pengguna menarik yang berpotensi untuk diadopsi secara luas di Hong Kong. Uji coba teknis ini akan mengevaluasi model bisnis kami dan content line-up untuk pengembangan integrasi layanan yang tepat untuk menghadirkan mobile broadcast dan TV interaktif masa depan.”

Inovasi
Teknologi FLO, inovasi teknologi broadcast dan komponen utama MediaFLO System, adalah teknologi air interface global yang diakui dengan beragam spesifikasi teknis yang telah diratifikasi oleh Telecommunication Industry Association (TIA). Selain itu, International Telecommunication Union–Radiocommunication Sector (ITU-R), baru-baru ini mengakui FLO sebagai teknologi yang direkomendasikan ITU-R untuk multimedia broadcasting dan aplikasi data untuk mobile reception serta perangkat genggam. Air interface FLO dirancang untuk meningkatkan kapasitas dan jangkauan sekaligus menghemat biaya pengiriman konten pada perangkat bergerak.
Komitmen QUALCOMM terhadap pasar Asia ditekankan dengan pengembangan lainnya yang baru-baru ini dilakukan di wilayah ini. China Network Systems dan Taiwan Television Media saat ini melakukan uji coba teknis MediaFLO di Taiwan. Di Jepang, QUALCOMM telah mendirikan sebuah joint venture dengan KDDI yang disebut MediaFLO Japan Planning Incorporated dan Softbank telah mendirikan Mobile Media Planning Corporation. Kedua perusahaan telah didirikan untuk menjajaki penggunaan layanan MediaFLO di seluruh negeri.
Dirancang secara khusus untuk lingkungan mobile, teknologi MediaFLO bertujuan untuk secara bersama-sama menghadirkan manfaat teknologi mobile broadcast termasuk video dan audio berkualitas tinggi, channel switching time yang lebih cepat, mobile reception yang lebih baik, konsumsi tenaga yang lebih optimal, dan kapasitas yang lebih besar dibandingkan dengan teknologi mobile broadcast lainnya

. Jakarta Broadcasting School

Booming Industri televisi di Indonesia, yang ditengarai kehadiran 10 televisi swasta (RCTI, SCTV, TPI, ANTV, Indosiar, Trans TV, Metro TV, TV7, Lativi dan Global TV) dan menjamurnya televisi lokal/regional (JTV, Riau TV, Bali TV, dll) seiring dengan makin menguatnya wacana otonomi daerah, telah melahirkan tantangan baru bagi dunia pendidikan di negeri ini untuk menyediakan tenaga - tenaga profesional di bidang broadcasting. Bagaimanapun harus diakui bahwa booming industri televisi di Indonesia tidak dibarengi dengan tersedianya tenaga kerja siap pakai. Adalah tanggung jawab kampus untuk menjawab tantangan dan peluang ini.Universitas Budi Luhur dengan bangga dan penuh dedikasi membuka beberapa program pendidikan dan pelatihan di bidang broadcasting (televisi dan radio) untuk menjawab antusiasme masyarakat untuk terlibat aktif di dunia penyiaran yang sarat dengan teknologi dan idealisme.Dengan pengalaman puluhan tahun di bidang pendidikan, didukung oleh para pengajar dan instruktur profesional dari televisi/radio dari dalam dan luar negeri, Jakarta Broadcasting School adalah sebuah pilihan yang tepat bagi generasi muda Indonesia yang ingin terjun ke dunia broadcasting yang gemerlap dan penuh tantangan.Jakarta Broadcasting School juga akan menjalin kerjasama dengan pelbagai lembaga penyiaran di dalam dan luar negeri untuk penyelenggaraan program diklat, maupun kesempatan magang bagi peserta/mahasiswa.Jakarta Broadcasting School, The Real Way to be The Real Broacaster

Tidak ada komentar:

Posting Komentar